Selasa, 17 April 2018

PULANGLAH *doa untuk Tara


Hembusan angin dari samudera hindia terasa dingin. Membekukan darah, melumpuhkan sendi. Laut seakan paham tentang duka. Tak ada ombak yang membuncah seperti hari-hari lalu. Di timur, camar kehilangan lengking. Pinus kehilangan desir. Pasir kehilangan angin.

Kembang rafflesia berubah kuntum menjadi kamboja. Jatuh lesu di tanah merah. Tanah yang menyimpan keabadian, tanah yang tak mampu mengubur pilu tentangmu, duhai anyelir yang baru tumbuh.

Dikejauhan, tembang tentang Putri Gading Cempaka lamat-lamat menjadi tangis yang paling sayat. Mengoyak seisi rongga dada. Meremuknya menjadi perahan darah yang tak lagi berwarna merah. Engkau pergi, membawa sejuta duka.

Pada langit yang berwarna abu-abu, dan hujan yang datang tiba-tiba, berubah menjadi tangis membasahi tiap gurun, lembah, dan bukit. Hanya sebilah tonggak kecil sebagai penyanggah, menopang jiwa untuk selalu berzikir. Menepis tak pada sebait takdir.
Di pucuk pandan berduri, biarkan doa-doa meliar sepanjang pantai.
Mengantar tenang tidurmu untuk kembali keharibaan Sang pemilik hidup.


/Bengkulu, 07022018

Ctt. Doa untuk Auzia Umi Detra (Tara), gadis belia dari bumi Rafflesia (Bengkulu), wafat dibunuh orang yang sangat dikenalnya. Jenazahnya ditemukan setelah beberapa hari menghilang, dalam keadaan sagat mengenaskan di semak belukar hutan bakau Lentera Merah Pulau Baii Bengkulu. Bengkulu kembali menangis. Semoga keluarga tabah menghadapi cobaan yang maha dasyat ini.
Selamat jalan Tara, doa selalu menggunung untukmu. Semoga engkau pulang dalam keadaan Husnul khotimah. Al Fatiha


Tidak ada komentar:

Posting Komentar