Sabtu, 05 Juli 2014

CATATAN TENTANG UMAK 3

Aku masih merindukan ayunan antan
belaggam
dentum-dentum di bawah tadah embun kita, Mak
memenuhi ruang dusun
hingga ke sisi hutan tepi pancuran 
lalu jemari-jemarimu yang mengeras
bagai serok mengais kopi yang ditumbuk

aku masih merindukannya, Mak
ketika nighu-mu merdetak-detak
memanggil angin
menetak sisa kulit kopi
lalu biji kopi akan bergulir di bake-bake kita
tersenyum kuning untuk di bawa ke kota

aku masih merindukannya, Mak
ketika puntung  kita menjulur
menjilat belanga besi
menghanguskan biji-biji kopi
lalu asap akan membumbung
meliuk-liuk
menebarkan aroma menyesak hingga dalam
menunggu air panas untuk meyedunya


/Kenangan di Bukit- 4 Juli 2014




Kamis, 03 Juli 2014

DERAI WAKTU




Derai waktu adalah mimpi
  kapan kan sua, bercengkrama dan bermanjah
bercerita tentang masa kanak kita. 
Menyatukan kembali impian kita  
yang terdampar di pucuk-pucuk daun teh. 
Memuai bersama embun yang disapu matahari 
yang digiring kabut saban pagi.

Derai waktu adalah mimpi ketika rasa kita  membucah, 
menggelegak di sisi Lematang yang bening.  
Basah bermandi embun dingin,
mendamparkannya di atas batu-batu yang bergulir
 makin menghilir

Derai waktu adalah mimpi; ketika jejak kita yang menua  
 kembali terjerat pada sisa-sisa  tapak yang  mengabur. 
Menghimpun kembali kasih dan sayang yang kehilangan wajah.   
Bermain di antara getar yang sulit untuk di beri makna. 
Apa dan mengapa. Menggeranting kering tanpa wujud.   
Sementara cicit seriti kita biarkan menjerit  garing, tanpa irama, 
tanpa  senda tawa,  yang dapat dipungut 
untuk  sekadar bermanjah.

Derai waktu adalah mimpi; ketika hati gelisah dan ingin luap 
meninggalkan tentang segala dan kembali pada kesedirian, 
menepi, menghilir, dan memuai dalam gejolak   
 menjadi butir-butir kristal
yang akan kubawa hingga mati dan bersendiri.



                                                               /Lubuklinggau, 4 Juli 2014






Rabu, 02 Juli 2014

SELAMAT TINGGAL MIMPI



SELAMAT  TINGGAL MIMPI (1)

Menyusut air mata, tak perlu menunggu lama
selayaknya aku berbenah
mengatur langkah; gemulai
dan katakan 'selamat tinggal mimpi

Lubuklinggau, 12/4/2014



SELAMAT  TINGGAL MIMPI (2)

Baik
Akan kuakhiri mimpi
Setelah  aku tumpah pada harap akhirku
Menagis sedan di pangkumu

Baik
Akan kukatup semua tentangmu
Setelah kusampai pada  ujung jalan
Dan aku tak menemukan sela diantaranya

Baik
Akupun berkemas untuk pergi
Selamat tinggal mimpi

Pagaralam, 21/4/2014




LANGKAH





(1)
Pijar pun meredup
Bulanku berbicara hanya pada dua purnama
ah terimakasih mimpi
akhirnya aku beradu, ketika dua puluh enam purnama diam
di langit, deras hujan masih tercurah
menusuk-nusuk diammu yang kuamuk;
diri pun terdampar di negeri dongeng
negeri yang tak pernah ada dalam mimpi


(2)
Aku kehilangan bayu rindumu
yang melindap pada amarah petang itu
secangkir kopi
kusedu tanpa gula

 (3)
Langkahpun surut ke belakang
ini keputusan
aku benci kisah cinta yang tumbuh petang
juga pada mimpi-mimpi yang dijual seribu tiga di pinggir jalan

(4)
Akhirnya kupetik jua setangkai luka
berdarahdarah mencencang telaga



/Lubuklinggau,6/4/2014



SEPI 2





tak kudengar seru sapamu di beranda rumahku
senyap sepi,
meski berbatang hari menunggu

O, terimakasih bunga ilalang,
gemerisik dan desau daunmu mengingatkan aku untuk tidak meragu


 @salam senja- 29/4/2014




BERCERITA TENTANG MALAM 2




masih indah jika bercerita tentang malam
sebab cahaya bulan yang bertandang
masih ramah menghiasi beranda rumah kita
lalu dengan senyum
ia gantungkan pada ujung ranting
tentang hati dan ketulusan yang menyapu biru
mengelus nadi rinduku hingga pagi

@Salam sederhana, 30/4/2014