Minggu, 08 Juni 2014

SUBUH




kuhirup udara pada subuh penuh.
kupahat,
kupasrahkan.
ku ingin hari-hariku bergumul mesrah padaMu
memelukMu
mecumbuMu
seperti kemesraan yang ditunjukan bulan pada bumi



@ Bengkulu Subuh, 2/3 2014




BERONANI DALAM KATA





pada lipatan berlapislapis
ribuan kata  menangis
kehilangan roh
lalu beronani sendiri


Silampari, 8/6 2014




PADA ALAM



 
Kubawa berlari ke hutan, ke laut, ke bukit
hingga mendamparkannya pada karang.
ku ingin semuanya tertinggal di sini
hingga cukup debu saja
yang akan kutepis dengan wuduku petang pagi.
pada bintang
masih kugantung secuil harap
bersabit-sabit timbul tenggelam.
mampukah rapuhku kembali bangkit, setelah terjatuh dan jatuh?
aku belajar pada sehelai daun yang merapuh
meski hancur melebur
 ia tetap akan memberikan manfaat pada hara tanah yang berhawa kehidupan


@Salam santunku pada alam, 3/3 2014




MARI



 
Mari, kita renggangkan genggaman kita
Sebab petang yang kita jelang sebentar lagi akan sampai pada malam
Selanjutnya pintu kita akan mengatup,
dan kita harus bergegas karenanya


@ Bumi Raflesia Pagi, 2/3 2014


AKANKAH



daun tak pernah  marah pada angin
ketika tercampak dan bergulir makin ke hilir
bebatuanpun tak pernah marah pada air
ketika menghentak pecah mendesak-desak
akankah pula padamu?
Setelah kau singgah menyelip di relung hatiku

/Silampari. 8/6 2014