Tun
aku akan himpun kembali cabikan-cabikan masa lalu yang berserak
di
pepasir, telaga, gunung, bukit, dan hutan
mungkin masih ada yang bisa
ku pungut
untuk melengkapi catatan-catatanku yang belum sempat
kutuntaskan
di helai daun, di riak air, di tengah kabut
yang kusisir
bersama udara basah sepanjang jalan malam itu
belum kumaknai dengan
sempurna
maka, jiwapun akan mewujudkannya menjadi kata
@ Cerita Sutina
pada Tun. Juli 2014
KUURAI RESAH HINGGA LURUH MENERJANG WAKTU. KELAK AKAN MENJADI SAKSI, TENTANG PERJALANAN HIDUP, DAN PENCARIAN KE LEMBAH YANG ABADI - KEMATIAN
Rabu, 23 Juli 2014
Minggu, 20 Juli 2014
BALADA SUTINA
Riap
daun itu becerita;
di balik lembarnya ada kamu
ahai! mengapa harus bersembunyi seperti ulat kecil
yang takut disambar perjak yang bertengger?
Angin berbicara "Lihat Sutina, betapa ia sangat kerdil bukan?
Masihkah engkau mengimpikan kebersamaan padanya?
Ia tak lebih seperti tangkai yang mengulai, dan sebentar lagi akan patah"
Langitpun berbicara "Sutina! jangan pedulikan, bukankah jauh sebelumnya
engkau pun ingin pergi darinya? Seberapa banyak kebohongan-kebohongan
yang ia biarkan memuai? Lari Sutina!"
Terakhir, air yang mengalir dari bukit;
"Tuntaskan, cukup! Catat dan camkan!!"
Sutina tersenyum sembari menutup buku kusamnya
O, alangkah bayak yang bersetia ; riap daun, angin, langit, air, dan bukit
silih berganti menggamit-gamitnya penuh rasa
"Ya! Tuntas!" Sutina memejamkan mata
tanpa sendu
tanpa air mata
@Catatan Sutina.- 20/7/2014
di balik lembarnya ada kamu
ahai! mengapa harus bersembunyi seperti ulat kecil
yang takut disambar perjak yang bertengger?
Angin berbicara "Lihat Sutina, betapa ia sangat kerdil bukan?
Masihkah engkau mengimpikan kebersamaan padanya?
Ia tak lebih seperti tangkai yang mengulai, dan sebentar lagi akan patah"
Langitpun berbicara "Sutina! jangan pedulikan, bukankah jauh sebelumnya
engkau pun ingin pergi darinya? Seberapa banyak kebohongan-kebohongan
yang ia biarkan memuai? Lari Sutina!"
Terakhir, air yang mengalir dari bukit;
"Tuntaskan, cukup! Catat dan camkan!!"
Sutina tersenyum sembari menutup buku kusamnya
O, alangkah bayak yang bersetia ; riap daun, angin, langit, air, dan bukit
silih berganti menggamit-gamitnya penuh rasa
"Ya! Tuntas!" Sutina memejamkan mata
tanpa sendu
tanpa air mata
@Catatan Sutina.- 20/7/2014
Langganan:
Postingan (Atom)