Rabu, 23 Juli 2014

CERITA PADA TUN 4

Tun
aku akan himpun kembali cabikan-cabikan masa lalu yang berserak
di pepasir, telaga, gunung, bukit, dan hutan
mungkin masih ada yang bisa ku pungut
untuk melengkapi catatan-catatanku yang belum sempat kutuntaskan
di helai daun, di riak air, di tengah kabut
yang kusisir bersama udara basah sepanjang jalan malam itu
belum kumaknai dengan sempurna
maka, jiwapun akan mewujudkannya menjadi kata


 @ Cerita Sutina pada Tun. Juli 2014



Minggu, 20 Juli 2014

BALADA SUTINA

Riap daun itu becerita; 
di balik lembarnya ada kamu
ahai! mengapa harus bersembunyi seperti ulat kecil
yang takut disambar perjak yang bertengger?

Angin berbicara "Lihat Sutina, betapa ia sangat kerdil bukan?
Masihkah engkau mengimpikan kebersamaan padanya?
Ia tak lebih seperti tangkai yang mengulai, dan sebentar lagi akan patah"

Langitpun berbicara "Sutina! jangan pedulikan, bukankah jauh sebelumnya
engkau pun ingin pergi darinya? Seberapa banyak kebohongan-kebohongan
yang ia biarkan memuai? Lari Sutina!"

Terakhir, air yang mengalir dari bukit;
"Tuntaskan, cukup! Catat dan  camkan!!"

Sutina tersenyum sembari menutup buku kusamnya
O, alangkah bayak yang bersetia ; riap daun, angin, langit,  air, dan bukit
silih berganti menggamit-gamitnya penuh rasa

"Ya! Tuntas!" Sutina memejamkan mata
tanpa sendu
tanpa air mata


 @Catatan Sutina.- 20/7/2014