Rabu, 16 Mei 2012

PAGI INI





Embun
Kuhidangkan secuil damai pagi ini
Ketika gemuruh badai datang petang tadi
dengan kabutnya yang hitam
bernaung pada sepasang palung yang bingung melungsung

Ah tingkapku memang tak pernah tahu
jika beningmu adalah embun pagi
yang bermuara di pori suci
meski daki kau ungkap diri
secuil merah darah mengalir deras
sudah cukup untuk bercerita
betapa mendaras asa di hati

Embun
Kuhidangkan secuil damai pagi ini
sebongkah sesal
dan segenggam mimpi
derap langkah yang baru terayun
kuhiasi seikat cahaya
yang sengaja kupetik
untuk kusunting di atas telingamu
juga pagi ini

                   /Silampari, 16 Mei 2012-1.30AM


KU TUTUP


       
         (pesan untuk sahabat)

Kututup pintu senja ini
Setelah tingkap berayun di tiup angin
Yang menampar tajam
Menghujam

Kututup tirai jendela petang ini
Setelah gerimis merimbis
Mengusap sendu di ujung angin
Basah
Dan lembab

Telah ku tutup  pintu dermaga
Lalu kukirim lagu sendu senja ini
Setelah kusalah dalam menarik garis
Hingga mencuat warna merah
menjadi amarah..
dan aku salah…



/Lubuklinggau, 15 Mei 2012
@Untukmu sahabat, langkah susut karena takut melakukan kesalahan untuk kedua kali. Salam hangat…

Senin, 14 Mei 2012

CERITA UNTUK TUN 3



Tun
malam ini kembali kurenda cerita
tentang sepaut hati yang tak pernah ada
yang datang menggoda di petang hari
bias
bertingkap malam

Tun
malam ini ke renda cerita
tentang sisi dadaku yang terluka
disulut si tua dengan bara merah
panas membakar
dalam gelisah dan amarah

Tun
malam ini kurenda cerita
tentang rindu yang tak pernah tergelar
tentang temali  yang tak bebuhul
tentang ranjang yang kering
dan kelambu yang kerontang

tentang langkah pedihku surut ke belakang
berbalut benci
karena angin buritan yang berkibas
sekadar mengusikku yang belum lelap

/Rawamangun, 13 Mei 2011