Embun
Kuhidangkan
secuil damai pagi ini
Ketika
gemuruh badai datang petang tadi
dengan
kabutnya yang hitam
bernaung
pada sepasang palung yang bingung melungsung
Ah
tingkapku memang tak pernah tahu
jika
beningmu adalah embun pagi
yang
bermuara di pori suci
meski
daki kau ungkap diri
secuil
merah darah mengalir deras
sudah
cukup untuk bercerita
betapa
mendaras asa di hati
Embun
Kuhidangkan
secuil damai pagi ini
sebongkah
sesal
dan
segenggam mimpi
derap
langkah yang baru terayun
kuhiasi
seikat cahaya
yang
sengaja kupetik
untuk
kusunting di atas telingamu
juga
pagi ini
/Silampari, 16 Mei
2012-1.30AM