Pagi
lembab
Mengerling
pada satu tautan biru
Menyingkap
tirai rindu
‘tuk
selalu menatapmu
Satu
Kuingin
dengar candamu
Yang
lembut mendayu
Membukus
kalbu dalam diam
Lamat
Menyongsong
satu kehangatan
Sekejap
saja
Di
atas awan ku gantung asa
Tak
satu sentuh kemunafikan
Membalur
keikhlasan
Meski
bersewajah tak kan tiba entah sampai kapan
Oh
biarkan ‘ia’ bersenandung dalam gelisah dan resah
Memacu
andrinalin yang bertandang
Dalam
getar benang kehangatan
Meski
hanya terjalin dalam kata
Yang
bertaut menyisip dada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar