Sabtu, 31 Mei 2014

TENTANG MALAM



 
Sudah ku titip pada angin
Tentang  malam yang menyepuh
Hingga langitpun  bisu

Aku tak pernah hendak pada risau
Pada sakit
Pada jerit
Sebab sudah berlembar-lembar tangis
Berserak
Merapuh dalam palungku

Jangan tanya tentang malam
Sebab malamku telah  menghintam
Sejak  sayap-sayap kecil kita mematah di tengah jalan


/Silampari, 26 Mei 2014

DAWAI RINDU



Masihkah ada  senandung rindumu
untuk kukalungkan di leher senja ini
sebab malam tak sempat berjanji pada kabut
agar dinginnya menjadi dawai-dawai
yang akan menghangatkan aku hingga pagi


/Silampari, 27 Mei 2014



PADA CEMARA



 
Pada pucuk cemara
setangkai resah bergulir
jangan gamit aku kalau akan membuatmu patah
sebab sudah cukup luluhku
hingga aku tak berupa


/Silampari, 27 Mei 2014

Selasa, 27 Mei 2014

TENTANG SETIA




Takkah kau tahu tentang mayar?
yang selalu setia pada angin
bernyayi dengan kepak-kepak kerapnya
menapaki setiap lekung waktu
bertasbih
bertahmid

Takkah kau tahu tentang matahari?
Yang selalu setia menunggu pagi
Bersabar dengan sinarnya
Untuk dipersembahkannya pada bumi
Hingga senja melengkung
Lalu menunggu pagi lagi

Takkah kau tahu tentang bulan
Yang selalu setia menunggu cahaya
Bersabar dengan biasnya
Menunggu waktu bila akan bercengkrama
Bersama bintang dan awan
Lalu memberikan makna pada setiap yang menatapnya


/Silampari, 27 Mei 2014





Senin, 26 Mei 2014

MIMPI-MIMPI KECIL




Mimpi-mimpi kecil yang tumbuh di pucuk-pucuk teh
melayang hingga ke lembah
Terhempas, lalu kandas dibebatuan
Seekor seriti menatap lunglai
Tak tahu harus berucap apa
Mungkinkah esok akan mengubah cerita  seriang cahaya  matahari yang membias di sela rimbun daun?
Lalu tanganmu mengembang, mendekapku rindu seperti dulu?

O bukan, bukan itu yang kumau
Tapi kau harus dengarkan degup jantungku yang menangis dan tak mampu berair mata
Pernahkah kau peduli, lalu berusaha membalutnya dengan hangat sepenuh jiwa? Ah, mungkin karena waktu
Satu purnama sua kita masih terlalu muda
Kita telah kehilangan  jejak-jejak berpuluh tahun ke belakang
lalu membiarkannya ranggas tanpa bunga


 @Kumaknai dua kali senja dua satu/26 Mei 2014