Jumat, 20 April 2012

RAPAL UNTUK AYAH


Ayah
dalam remang yang merenggut kasih
kubentang syair rindu
yang bergelayut  di jantung hari
merimbun  di siang
hingga malam bertingkap kelam

Ayah
di pangkal kabut saat ini
buncah rinduku memancar dalam untaian doa
kurapal antara lebus dan tak
antara geliat tuk bertemu
atau hanya sekadar mengadu
mengembang
dan buhul di dadaku pun merapuh
mendesing gemair menjadi tirai gerimis senja ini

ayah
dalam rapal doa yang mendesak
rasakan getar-getar hitam di dadaku
anakmu tersungkur dalam satu asa sepi
bergelut pada suatu masa
di mana kau sangat tahu
aku hanyalah sisa kecewa yang berani hidup

Ayah
bukan kehendak melawan takdir
gelisah dan kerinduan tak sanggup ku genggam lama
aku masih jua terseret
pada tingkap laluku yang tak pernah dapat teraih


/Lubuklinggau, 21 April 2012






BIARKAN AKU JATUH DARI CINTA


kasih,
aku tlah coba keluar dari bara api
yang membakarku setiap waktu
lalu
memberikan kesempatan padamu
untuk pergi dengan sebongkah api asmaraku
yang entah ‘kan kau lempar ke laut mana
ke lembah mana
ke ceruk mana
ke hati siapa?

kasih,
aku tlah coba keluar dari derai angin
yang siap menyeretku  jauh
lalu,
kan kubuka pintu untukmu
agar kau bebas lepas
memboyong angin pesonaku
yang entah kan kau tabur ke telaga mana
ke bukit mana
ke langit mana
ke hati siapa?

kasih
tangis dan air mata telah mengalir deras
menyisir segala tebing dan beting
melesap dalam bara apiku,
hanyut dalam desau anginku..
dan akhirnya, biarkan aku jatuh dari cinta itu


                                              /Lubuklinggau, 20 April 2012





           

Selasa, 17 April 2012

SURAT CINTA PADA LANGIT

Langit,  
kutulis surat cinta padaMu. Karena hanya pada Engkau ku dapat mengadu.
Jangan biarkan aku kembali hanyut dalam gelombang waktu yang tak tentu.
Rengkuhlah aku kembali menjadi satu dalam dekapMu.
Tumbuhkan rinduku pada sajadah yang kan menjadi tangga temuju altarMu.
Lagit,
aku merindukan air surgawi yang dapat menjernihkan keruh darah yang mengalir di jantugku.
Seperti saat-saat dulu aku merasakan kasihMu yang syahdu.
Giring aku pada tangis yang tertumpah diseperempat malamMu,
mencubuMu penuh nafsu
dan kita bergumul dalam nikmat
Langit,
ruahkan Nur-Mu untuk menghangatkan jiwaku yang rapuh,
agar kudapatkan satu tonggak kekuatan,
kekuatan bersamaMU,
dan aku-pun berjalan dititian siratalmustaqim, menyongsongMu, menembus bumi hingga lapis ke tujuh,
dan lagitMu hingga langit ke tujuh





                                                                          /Silampari, 16 April 2012