Mak,
malam jelang lebaran, engkau adalah wanita yang paling sibuk.
Mulai
menata meja,memasang seprei bersulam tangan karyamu,menganti tirai
pintu, tirai jendela, juga hasil karyamu, memajang toples berisi kue
kering yang beraneka, mengepel rumah kita hingga larut tiba, memajang
bunga ke setiap sudut.Semua menjadi berbeda.
Bak pun tak kalah sibuknya
dengan saudaraku, mengecat rumah sesuai selera
Semua bergairah. Baju baru yang harus kami pakai shalat pun sudah kau
siapkan, berbaris seperti lempengan ikan yang terhidang.
Engkau memang
wanita sempurna, Mak.
Tak ada keluh dari mulutmu meski kutahu engkau
lelah.
Di kepalamu berisi catatan-catatan ; menyediakan ketupat atau
lontong, mengiris beraneka kue, sampai menyediakan minuman untuk
dihidangkan pagi harinya. Semuanya sempurna berkat ikhlasmu. Mak,Itu
dulu, jauh ketika aku masih kecil dan kita semua berkumpul. Kini enam
anakmu jauh, mereka telah sibuk dengan kehidupan masing-masing. Mak, di
sisa serpihan masa lalu kita, aku menujumu, aku ingin basuh kakimu.
Tunggulah, Mak.
.@25/7/2014