Jumat, 11 Juli 2014

KERINDUANKU, MAK

Mak, aku merindukan dengung indahmu
 yang mendawai di pangkal senja dan pintu yang menjilat pagi; 
Melantunkan tiap 'surah' dengan jiwa.
 Lalu kau akan akhiri dengan ciuman yang menggetarkan
 Sisi kitab yang mengusang
 lipatannya yang melekam
menjadi saksi hijaiyah telah berulang kali kau khatamkan
 Mak, jika saja dapat kau dengar suara daun, dinding,dan angin
 niscaya kau akan tahu
 mereka mengaminkan apa yang kau baca
 dan turut bertasbih karenanya
 Mak, limpahkan doa sucimu untukku
 sebanyak helai rambutmu yang memutih
 agar akupun kau bawa untuk menyusuri jejak-jejak kudusmu
Mak, aku rindu




                                       @Kerinduan Sutina-/ Silampari,8 Juli 2014




Kamis, 10 Juli 2014

SUARA KECIL DARI PALESTINE




(1)

jangan tanyakan pada kami tentang warna langit
tentang malam yang hening
 tentang rembulan
apalagi tentang matahari
sebab semua nyaris tak pernah kami miliki
bahkan sebelum kami lahir

langit kami selalu berwana kelabu
malam kami beraroma bom dan meciu
rembulan dan matahari kami
selalu suram tertutup debu-debu 
yang mengepul dari kaki para mujahid
bahkan kami tak sempat membungakan mimpi
yang ada darah yang mendidih berapi 
 ber-Jihad mempertahan negeri kami Palestine  dan  masjidil Aqsha


(2)

jangan tanyakan tentang sepi
kami nyaris tidak mengenal
 apalagi merasakan sebuah negeri yang hening
setiap waktu tanpa  jedah
 tahlil, tahmid, dan tasbih kami berpacu bersama tangis
 dan jeritan yang membelah langit
 menyisip di sela deru tank dan bombardir yang siap menggilas setiap waktu
                                                       jangan tanyakan tentang lelap
 kami nyaris tidak pernah merasakan bagaimana terlelap
 karena mata dan jiwa kami selalu hidup
 untuk selalu melindungi berjuta jasad para mujahid
 yang tertanam di bumi kami-Palestine


@Suara kecil dari Palestine/11/7/2014





Rabu, 09 Juli 2014

PALESTINA




Yaa Rabb
ketika kami tengah berpesta  demokrasi
menjaring kebaikan dan harapan di negeri Pertiwi
menggantungkan impian di langitMU;
tentang Nusantara damai dan perubahan diri

ketika gelombang  doa dan semua pintu ampunMu terbuka
menari suci  di bulan yang terbaik; Ramadhan
semua berlomba menggapai ridhohMU yang maha
menyeruput segala kebaikan dengan sempurna

Rabb
Lewat kepak mayar yang menghiasi langit
Kau kabarkan duka membucah
tentang   bumiMu yang menyupil; Palestina
membanjir duka yang meluka
bombardir kafir Israel telah mencabik  rumah saudaraku
negeri para syuhada yang kau jadikan kiblat segala sahid

Rabb
kembali batinku menangis
ketika wajah-wajah kecil tersenyum dalam tangis
yang tak pernah bisa nyenyak ketika lahir
para tua renta yang harus membaca segala peristiwa
tanpa mampu untuk mencatatnya
atau sekadar bercerita pada si kecil
tentang surga yang mengaga menunggunya

Rabb
sampaikan pada   Palestina
tangis mereka adalah tangisku
mengiring mereka dalam doaku setiap waktu

/Lubuklingggau, 9 Juni 2014


Minggu, 06 Juli 2014

DAWAI SENJA 21




Dawai senja di dua puluh satu itu;
adalah kisah yang mengisah di sua kita
setelah berpuluh purnama kita hilang rupa hilang sapa

Hingga dipenghujung tahun bercurah  basah;
Desember
setangkai kisah kembali menguncup dan membunga

Entah apa yang kau rasa
ketika jemarimu menukik 
memintal persinggahan dengan kata:
"Desember telah pergi adikku. Waktu berlahan  meninggalkan kita.
Yang mengisah tentang cinta yang tak berujung;   tentang rinduku  yang  tak sampai
biarlah cerita itu menjadi kisah masa lalu
dan harapan menanti kembali mengukir  dinding langit".
{Senja 21 kado kecil untuk adikku}

Duh, kalau ingin beratap maka merataplah
riap langkah kita jauh terkebiri 
tercecer di jalan berbatu
masih adakah derai rindu mendayu?
entahlah


/Silampari, Desember 2013