*pada
Angeline
maafkan
ibu, nak
kabar
perih pedih pagi ini mengiris jantung
selayaknya
embun kembali membalut tubuh kecilmu
yang
mengendap dingin di kandang ayam sahabatmu
maafkan
ibu, nak
tangis
pagi ini menggenanggenang
embun
yang menetes berubah menjadi darah
mengabut
memerahkan segala amarah
membarakannya
entah
pada siapa?
maafkan
ibu, nak
ibu
tak sempat meraih lengan kecilmu
atau
sekadar mengusap rambut dan keningmu
meninabobokanmu
lalu
membungakan mimpi agar kau bisa bermain esok
menikmati
sisih sibukmu yang terseok
Suara suara itu mekar ketika calak matahari
membuka tabir tentangmu, anakku;
Oh, ternyata kami adalah binatang, nak. Kami
rampas dunia kanakmu dengan keji. Kami biarkan dirimu dekil lusuh, lalu kami bunuh masa tumbuhmu, menguburmu agar
tiada.
maafkan
ibu, nak
sesal
yang menubir tak halangimu untuk pergi
kau
terbangkan bungabunga kapas
kau
biarkan melayang mengawang
kau di surga, nak?
/Lubuklinggau, 19 Juni 2015