Selasa, 17 April 2018

BOCAH ANGON



Memungut sekerat daun lontar, ada aksara purba membawa imajinasiku
jauh menyusup di lerenglereng, di lembah-lembah, di hamparan edelweis 
sang kembang keabadian; Papadayan. Dan cerita yang mengakar 
Banteng Loreng Binoncengan, Tegal

Salahkah jika kukatakan engkau adalah di antara bocah angon itu? 
Berperawakan lemah lembut seperti cahaya fajar. 
Bersikap sabar seperti malam menunggu pagi, penuh kasih dan sayang 
seperti embun yang menjilat daundaun kenari. Engkaulah itu, 
si bocah angon yang menyeruak di antara terik matahari. 
Meredam gejolak sadarku pada tiap pelepah kehidupan. 
Menjadikannya dayung mengarungi laut kehidupan; Nur

Bidara laut membenam di pasir
Seperti angin di Pantai Larangan
Hilir mudik menyapa riang
Anakanak pantai berlari saling kejar
Di kaki langit seluet bayangmu melengkung
Jatuh di basa ampas kopi
Menyisakan manis di bibir lembutku: Nur

/Lubuklinggau, 21032017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar